Sabtu, 14 April 2012

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN


Disiplin Ilmu Kewirausahaan
Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapi.
Objek Studi Kewirausahaan
a.       Kemampuan merumuskan tujuan hidup / usaha.
b.      Kemampuan memotivasi diri.
c.       Kemampuan untuk berinisiatif.
d.      Kemampuan berinovasi.
e.       Kemampuan untuk membentuk modal uang dan barang modal.
f.       Kemampuan mental yang dilandasi agama.
g.      Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah pengalaman baik maupun menyakitkan.
Karakteristik Kewirausahaan
  • Ciri-ciri
a.       Percaya diri
b.      Berorientasi pada tugas dan hasil
c.       Pengambil resiko dan suka tantangan
d.      Kepemimpinan
e.        Keorisinilan
f.       Beroreientasi ke masa depan
  • Watak
a.       Keyakinan, ketidak-tergantungan, indivi-dualitas, dan optimism
b.      Kebutuhan untuk ber-prestasi, berorientasi laba, tekun, kerja keras dan inisiatif.
c.       Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar
d.      Perilaku sbg pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran & kritik
e.       Inovatif, kreatif dan fleksibel
f.       Pandangan kedepan, perspektif
Sikap dan Kepribadian Wirausaha
Menurut Inkeles kualitas manusia modern tercermin pada orang yang berpartisipasi dalam produksi modern yang dimanifes-tasikan dalam bentuk sikap, nilai dan tingkah laku dalam kehidupan sosial. Ciri-cirinya meliputi keterbukaan terhadap pengalaman baru, selalu membaca perubahan sosial, lebih realistis, berorientasi masa kini dan masa depan, berencana, percaya diri, hati-hati dan memahami produksi.
Tingkah laku kewirasahaan tergambar dalam kepribadian, kemampuan hubungan, kemampuan pemasaran, keahlian mengatur dan sikap terhadap uang. Kepribadian wirausaha tercermin dalam kreativitas, disiplin diri, kepercayaan diri, keberanian menghadapi risiko, dorongan dan kemauan yang kuat.
FAKTOR & PROSES KEWIRAUSAHAAN
right, competency incentives, and  environment
Proses berkembangnya kewirausahaan
Kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi, didukung oleh kejadian pemicu, diimplementasikan, kemudian akhirnya tumbuh dan berkembang.

MODEL PROSES KEWIRAUSAHAAN PRIBADI :
PERTUMBUHAN KEWIRAUSAHAAN
Tahap-tahap pertumbuhan kewirausahaan meliputi
1. Tahap imitasi dan duplikasi,
2. Tahap duplikasi dan pengembangan, dan
3. Tahap menciptakan sesuatu yang baru dan beda.
“Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seakanakan kamu mati esok hari (HR Ibnu Asakir)”
FASE AWAL (START UP)
FASE TUMBUH (GROWTH)
Tujuan dan Perencanaan
Kesinambungan tujuan dan rencana pokok (ciptakan ide ke pasar).
Tumbuh sederhana, efisien, orientasi laba, rencana langsung dicapai.
Staf Ciri Kunci Personal
Fokus terhadap yang akan dating daripada sekarang, usaha menengah diarahkan jangka panjang.
Sama seperti fase awal.
Ambil risiko moderat dengan tingkat toleransi tinggi terhadap perubahan dan kegagalan.
Sama seperti fase awal.
Inovasi mengarah pada kepuasan pelanggan, pengetahuan dan inovasi di bidangnya.
Tumbuh cepat, kemurnian organisasi dan kemampuan berhitung serta pengetahuan manajerial dan pengalaman memanfaatkan sumber daya yang ada.
Sifat Untuk Desain
Struktur pola sederhana, jaringan kerja komunikasi luas dan horizontal.
Struktur fungsional dan vertikal serta saluran komunikasi informal.
Otoritas pengambilan keputusan langsung oleh wirausaha.
Delegasi otoritas ke level kedua (manajer).
Informal dan sistem kontrol personal.
Bekerja sama dan tidak kompleks dalam beroperasi.

Langkah Menuju Keberhasilan Wirausaha
Faktor-faktor pendorong dan penghambat keberhasilan kewirausahaan adalah faktor:
1.      Kemampuan dan kemauan
2.      Tekad yang kuat dan kerja keras
3.      Kesempatan dan peluang
Kegagalan kewirausahaan ditentukan oleh:
1.      Kelemahan
2.      Peluang
3.      Kemampuan
4.      Pengalaman
   Penyebab kegagalan kewirausahaan, antara lain: (1)Tidak kompeten dalam manajerial,(2)Kurang berpengalaman dalam operasi dan menghasilkan produk, (3) Lemah dalam pengendalian keuangan,(4) Gagal dalam perencanaan program bisnis,(5) Lokasi yang kurang memadai,(6)Kurangnya pengawasan peralatan,(7) Sikap yang tidak bersungguh-sungguh dalam usaha,(8) Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi wirausaha(9) Keadaan yang menjadikan pesimistik dalam usaha muncul: (a)Pendapatan yang tak menentu,(b)Kerugian akibat hilangnya modal investasi,(c) Butuh waktu lama untuk recovery,(d) Kualitas kehidupan yang tetap rendah meski usahanya mantap.

Keuntungan Kewirausahaan
Kerugian Kewirausahaan
1.      OTONOMI
1.  PENGORBANAN PERSONAL
2.      TANTANGAN AWAL DAN MOTIF BERPRESTASI
2. BEBAN TANGGUNG JAWAB
3.      KONTROL FINANSIAL
3. MARGIN KEUNTUNGAN YANG KECIL DAN KEMUNGKINAN GAGAL

FUNGSI DAN MODEL PERAN KEWIRAUSAHAAN

Profil Wirausaha

Menurut Roopke dikutip Suryana (2001)  profil wirausaha dapat dijabarkan sebagai berikut.                    
  1. Kewirausahaan Rutin (Wirt)
Wirausaha yang melakukan kegiatan sehari-harinya cenderung menekankan pada pemecahan masalah dan perbaikan standar prestasi tradisional. Fungsi wirausaha rutin adalah mengadakan perbaikan-perbaikan terhadap standar tradisional.
  1. Kewirausahaan Arbitase
Wirausaha yang selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan (pengetahuan) dan pemanfaatan (pembukaan).
  1. Kewirausahaan Inovatif
Wirausaha dinamis yang menghasilkan ide-ide dan kreasi-kreasi baru yang berbeda, ia merupakan promotor, tidak saja dalam memperkenalkan teknik dan produk baru, tetapi juga dalam pasar dan sumber pengadaan (pembekalan), peningkatan teknik manajemen, dan metode distribusi baru.

Fungsi Makro dan Mikro Wirausaha

  1. Fungsi Makro
Secara makro wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali, dan pemacu perekonomian suatu bangsa. Di amerika serikat, eropa barat, dan negara-negara di asia, kewirausahaan menjadi kekuatan ekonomi negara tertentu, sehingga negara-negara itu menjadi kekuatan ekonomi dunia yang kaya dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi.
b. Fungsi Mikro
Secara mikro peran wirausaha adalah penanggung risiko dan ketidakpastian, mengombinasikan sumber-sumber ke dalam cara yang baru dan berbedauntuk menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru. Dalam melakukan fungsi mikronya menurut marzuki usman (1977) secara umum wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu (innovator) dan sebagai perencana (planner).
Kewirausahaan Dalam Konteks Global
Dalam konteks persaingan global yang semakin terbuka sekarang ini, banyak tantangan yang harus dihadapi. Setiap negara dan bangsa harus bersaing dengan menonjolkan keunggulan sumber dayanya. Negara-negara yang memiliki keunggulan bersaing adalah negara yang dapat memberdayakan sumber daya ekonominya dan dapat memberdayakan sumber daya manusianya secara nyata. Sumber ekonomi dapat diberdayakan apabila sumber daya manusia memiliki keterampilan kreatif dan inovatif.
MERINTIS USAHA BARU DAN MODEL PENGEMBANGANNYA
 Merintis Usaha Baru  (Starting)
            Yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada dua pendekatan yang bisa digunakan wirausaha untuk mencari peluang, yaitu :
1. Inside-out, yaitu pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha. (berdasarkan ketrampilan sendiri kunci keberhasilannya)
Dalam pendekatan ini calon wira usaha harus memiliki beberapa kompetensi, yaitu :
(a) Kemampuan teknik                                    (c) Kemampuan Finansial
(b)Kemampuan pemasaran                              (d) Kemampuan hubungan
2. Pendekatan out-side in, yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa suatu usaha akan berahasil apabila menanggapi suatu kebutuhan pasar. Hal yang dibutuhan pasar itu dapat bersumber dari :
(a) Surat kabar                                                                         (d) Publikasi pemerintah
(b) Laporan periodik tentang perubahan  ekonomi                 (e) Informasi lisensi produk
(c) Jurnal perdagangan dan pameran dagang
Dalam Merintis Usaha Baru beberapa hal yang harus diperhatikan :
  1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki, meliputi:
(a) Bidang usaha pertanian,                (f) Bidang usaha jasa keuangan,
(b) Bidang usaha pertambangan,        (g) Bidang usaha jasa perorangan ,
(c) Bidang usaha pabrikasi,                 (h) Bidang jasa umum,
(d) Bidang usaha perdagangan,          (i) Bidang jasa wisata
(e) Bidang usaha konstruksi, ,
  1. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih
(a) Perusahaan Perseorangan                           (c) Persekutuan
(b) Firma                                                         (d) Perseroan
  1. Tempat usaha yang akan dipilih
(a) Dekat dengan konsumen                           (c) Dekat dengan bahan baku
(b) Dekat dengan sumber tenaga kerja
  1. Organisasi usaha yang akan digunakan
  2. Jaminan usaha yang mungkin diperoleh
  3. Lingkungan usaha yang berpengaruh
(a) Lingkungan mikro
(b) Lingkungan makro
Membeli perusahaan orang lain (buying)
Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain:
  • Resiko lebih rendah
  • Lebih mudah
  • Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar
Membeli perusahaan yang sudah ada juga mengandung permasalahan, yaitu:
  • Masalah eksternal, yaitu lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar
  • Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, misalnya image atau reputasi perusahaan.

 Kerja sama manajemen (franchising)
Franchising adalah kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan cabang/penyalur. Inti dari Franchising adalah memberi hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha dari perusahaan induk.
Franchisor adalah (perusahaan induk) adalah perusahaan yang memberi lisensi, sedangkan franchise adalah perusahaan pemberi lisensi (penyalur atau dealer).
Bentuk
Kelebihan
Kekurangan
Merintis usaha
  • Gagasan Murni
  • Bebas beroperasi
  • Fleksibel dan mudah penggunaan
  • Pengakuan nama barang
  • Fasilitas inefisien
  • Persaingan kurang diketahui
Membeli perusahaan
  • Kemungkinan sukses
  • Lokasi sudah cocok
  • Karyawan dan pemasok biasanya sudah mantap
  • Sudah siap operasi
  • Perusahaan yang dijual biasanya lemah
  • Peralatan tak efisien
  • Mahal
  • Sulit inovasi
Kerjasama manajemen
  • Mendapat pengalaman dalam logo, nama, metoda teknik produksi, pelatihan dan bantuan modal
  • Penggunaan nama, Merek yang sudah dikenal
  • Tidak mandiri
  • Kreativitas tidak berkembang
  • Menjadi independen, terdominasi, rentan terhadap perubahan franchisor


DAFTAR PUSTAKA





Tidak ada komentar:

Posting Komentar