Pengertian
Rujukan dan Alasan
·
Rujukan
adalah segala sesuatu yang digunakan oleh seorang pembicara untuk menyokong
atau memperkuat pernyataan dengan tegas.
·
Alas
an adalah proses pencapaian kesimpulan dari data. Alasan terdiri dari bukti
(data), tuntutan (kesimpulan), dan
pikiran yang membenarkan gerakan dari data menuju kesimpulan. Alas an dan
rujukan faktual sangat berhubungan.
Sifat Rujukan
dan Alasan
Materi-materi
rujukan mungkin factual atau nonfactual. Fakta-fakta sulit didefinisikan tetapi
Douglas Ehninger (1974) menyatakan bahwa fakta adalah sesuatu yang diyakini
orang-orang sebagai hal yang sebenarnya, baik karena mereka telah mengalami
kenyataan-kenyataan dari dekat, maupun karena mereka dianggap telah melaporkan
pengalaman orang lain yang sesungguhnya. Sebaliknya rujukan nonfactual
menambahkan minat pada rujukan factual membuat rujukan factual menjadi dapat
dipercaya atau memperkuat rujukan factual.
Rujukan faktual terdiri atas laporan
observasi langsung (kesaksian), statistik, contoh –contoh dan objek-objek
faktual. Rujukan nonfaktual terdiri atas
cerita, contoh hipotesis, kutipan-kutipan sastra, analogi, dan sebagainya.
Freeley (1981) menjelaskan bawa rujukan faktual digunakan untuk menetapkan
tingkat kemungkinan yang tinggi atau bukti logis, sedangkan rujukan nonfaktual
dapat digolongkan sebagai bukti etis dan bukti emosional.
Materi rujukan faktual dan nonfaktual mncul
dalam tiga bentuk :
Pertama : rujukan
mungkin berbentuk bukti, contoh-contoh, statistik dan kesaksian.
Kedua : rujukan
mungkin berbentuk nilai-nilai yang dianut orang-orang yang menerima argumentasi
, yaitu para anggota khalayak. Sebagai contoh jika anda berfikir bahwa
mendapatkan suatu pekerjaan yang baik merupakan hal yang sangat diinginkan atau
seorang pembicara menjanjikan bahwa pembaca buku tertentu akan meningkatkan
kemampuan Anda dalam menemukan jenis pekerjaan yang tepat, maka pembicara
tersebut akan berusaha mendukung keinginan membaca buku dengan menggunakan
nilai yang Anda anut.
Ketiga : rujukan
mungkin berbentuk kredibilitas. Kredibilitas seseorang pembicara dapat
meningkatkan penerimaan gagasannya.
Nilai-nilai dan kredibilitas mungkin
didukung oleh materi-materi faktual atau nonfaktual. Rujukan faktual dan
rujukan nonfaktual mungkin digunakan bersama-sama dengan nilai dan atau rujukan
kredibilitas.
Alasan merupakan masalah pencapaian
kesimpulan yang diambil dari data anda. Sebagai contoh, anggaplah anda
mengiginkan para penyimak sependapat dengan kesimpulan anda yang menyatakan
bahwa perusahaan akan mengalami penurunan keuntungan yang besar. Anda
menunjukkan rujukan atau bukti bahwa semangat juang pegawai sangat rendah.
Jadi, anda mengemukakan alasan adanya semangat juang pegawai yang rendah
menyebabkan terjadinya penurunan keuntungan. Infant (1988), pembicara menyajikan
tuntutan atau kesimpulan bila ia menginginkan penyimak dapat menerimanya.
Kemudian, pembicara menyediakan bukti atau data untuk mendukung tuntutan.
Akhirnya pembicara mengemukakan alasan mulai dari data sampai tuntutan.
Peran Rujukan
dan Alasan dalam Presentasi
Dalam melakukan persuasi pembicara
harus berhasil dalam menetapkan hubungan antara konsep tujuan dan konsep
motivasi. Para pembicara harus mampu “menunjukkan bahwa konsep motivasi ini
benar-banar berhubungan dengan konsep tujuan”. Untuk menunjukkan hubungan
tersebut, pembicara sering harus menggukanan alasan atau rujukan.
Para penyimak
ternyata dimotovasi oleh efisiensi : yaitu mereka menilai efisiensi dan
memiliki sifat yang sangat positif dan kinerja yang berfungsi dengan baik dan
menghemat waktu, tenaga serta biaya. Rujukan dan alasan dapat digunakan sebagai
alat untuk menetapakan atau memperkuat hubungan antarobjek (produk yang dijual)
dan motif para penyimaknya (keinginan kuat terhadap efisiensi).
Ada tiga
jenis rujukan :
1.
Mendukung
keinginan terhadap suatu produk dan menghubungkannya dengan nilai khalayak
(efisiensi).
2.
Menawarkan
dua studi khusus yang berkenaan dengan efisiensi produk.
3.
Menyajikan
kesaksian melalui pihak berwenang yang menyatakan bahwa produknya merupakan
produk yang efisien.
Mengevaluasi
Bukti Faktual
Bentuk
–bentuk rujukan faktual biasanya digunakan oleh pembicara presentasi dengan
meliputi kesaksian, statisik, contoh dan objek actual. Marilah kita amati
setiap rujukan faktual sebagai alat bantu bagi anda untuk mengevaluasi jenis
bukti ini pada pidato anda sendiri dan pada saat mendengarkan pidato orang
lain.
Kesaksian,
sebagai bukti faktual, terdiri atas berbagai laporan mengenai gejala yang
diamati. Seseorang yang melakukan observasi disebut saksi. Bila saksi tersebut berasal
dari phak berwenang maka bukti tersebut sering disebut kesaksian pakar.
Statistik sering disajikan sebagai
bukti. Statistik adalah ukuran angka atau kuantitatif dari jangkauan atau
frekuensi kejadian. Statistik merupakan gambaran fakta-fakta menurut angka. Fakta tersebut juga berupa presentase.
Statistic juga mengungkapkan mengenai :
1.
Mean
: rata-rata yang ditentukan dengan menjumlahkan nilai-nilai dan membaginya
dengan jumlah nilai total.
2.
Median
: nilai yang terdapat ditengah-tengah suatu rangkaian.
3.
Modus
: nilai yang paling sering muncul dalam sebuah data.
Uji
statistic meliputi alasan objektivitas, kemampuan, motivasi, metode dan
keakuratan oran gyang menyusun statistic. Terdapat dua factor yang penting yang
harus dipertimbangkan pda saat menguji sampel. Pertama apakah sampel-sampel
diambil dari sampel yang cukup besar? Kedua, karena sebuah contoh mewakili
populasi yang besar, sampel harus memiliki ciri khas populasi yang diwakilinya.
Penggunaan
objek nyata sebagai bukti menyulitkan
dalam menyangkal kebenaran tuntutan. Objek berguna sebagai bukti nyata.
Mengevaluasi
Rujukan Nonfaktual
Rujukan nonfaktual menciptakan atau
mempekuat minat dan kejelasan. Rujukan ini juga menguatkan bukti faktual. Tentu
saja bukti faktual tidak selau lebih unggul dari pada rujukan nonfaktual.
Bahkan, rujukan nonfaktual digunakan sebagai alasan yang berbeda dan harus
dievaluasi melalui standar yang berbeda.
Para pembicara menggunakan rujukan
nonfaktual untuk kejelasan dan minat dalam bentuk cerita, contoh-contoh hipotesis,
kutipan sastra, analogi figurative, dan seterusnya. Kriteria utamanya adalah
kelayakan. Hal ini berate bahwa seorang pembicara harus :
1.
Memahami
perbedaan antara rujukan faktual dan rujukan nonfaktual.
2.
Menghindari
penggunaan rujukan nonfaktual pada saat rujukan faktual dibutuhkan.
Rujukan
faktual maupun nonfaktual mungkin membujuk para penyimak dan menambah kejelasan
serta minat terhadap suatu presentasi. Meteri faktual menentukan kebenaran dan
keabsahan, meyakinkan penyimak, atau mengubah alasan mereka. Sebaliknya rujukan
nonfaktual lebih sering menjadikan gagasan-gagasan itu hidup dan
menarik.rujukan nonfaktual membantu para penyimak agar lebih terlibat sevara
personal dalam presentasi.
Mengevaluasi
Alasan
Alasan
adalah hal dalam penyampaian kesimpulan data.data atau bukti yang tidak memadai
atau keliru mungkin membuat kesimpulan Anda tidak berlaku sebagai pemberi
alasan. Akan tetapi bukti yang paling baik dan benarpun tidak menjaminbahwa
alasan anda benar.
Ada empat
jenis pertimbangan yang umum dan mempelajari cara-cara untuk menghindari
kesalahan dan penggunaannya. Keempat jenis alasan tersebut yaitu :
1. Alasan
melalui contoh
Anda
berkesimpulan bahwa satu sampel atau lebh mewakili kelompok besar, atau
populasi, dan apa yang nyata dalam contoh tersebut akan nyata pada setiap
anggota populasi tersebut.
2. Alasan
melalui analogi
Apabila anda
mengemukakan alasan melalui analogi, anda menarik kesimpulan berdasar pada
perbandingan antara dua hal atau lebih. Suatu analogi mungkin bersifat
figurative atau harafiah.
a.
Figurative : hal hal
yang dibandingkan sebagian besar tidak serupa; tetapi, beberapa pokok kesamaan
ditemukan.
b.
Harafiah : hal- hal
yang dibandingkan sama.
3. Alasan
kausal
Alasan kausal
digunakan untuk menyimpulkan bahwa kemunculan suatu hal menghasilkan atau
menimbulkan hal atau kondisi lain. Untuk mengevaluasi alasan kausal dalam
presentasi anda, tetapkan criteria berikut ini :
a. Apakan
penyebab yang dipaksakan mampu memberikan pengaruh?
b. Apakah
anda menghilangkan atau mengabaikan penyebab ganda?
c. Apakah
anda menduga bahwa kejadian yang terjadi secara kebetulan merupakan hubungan
sebab akibat?
Kriteria
pertama meminta anda mengemukakan alasan apakan sesuatu dianggap atau dituntut
sebagai penebab benar-benar mampu menghasilkan pengaruh yang dipaksakan atau diamati.
Kriteria
kedua; hubungan kausal ganda berarti bahwa sebagian besar akibat berasal dari
lebih dari satu penyebab.
Kriteria
ketiga meminta anda membedakan antara hubungan kausal dengan kejadian secara
kebetulan.
4. Alasan
isyarat
Alasan
isyarat dihubungkan dengan alasan kausal.pada alasan isyarat anda menganggap
bahwa kehadiran suatu hal menunjukkan kemunculan hal lain. Masalah alasan
isyarat adalah terkadang orang – orang memusatkan perhatiannya pada
isyarat-isyarat yang kurang penting dan mengabaikan indikator-indikator yang
lebih penting. Untuk itu, ada dua uji dasar untuk alasan isyarat.
·
Pertama,
memusatkan perhatian pada satu isyarat padahal mengabaikan isyarat lain atau
mengabaikan berbagai arti dari suatu isyarat merupakan hal yang tidak benar.
·
Kedua,
tidak memusatkan perhatian pada isyarat yang kurang penting sambil mengabaikan
indikator-indikator yang lebih penting dan berarti merupakan hal yang penting.
Masalah-Masalah
Alasan Tambahan
Terdapat beberapa kesalahan alasan
tambahan yang harus anda hindari dalam presentasi. Anda juga harus menyadari
kesalahan-kesalahan ini saat menyimak pidato orang lain. Kesalahan-kesalahan
ini sering dihubungkan sebagai kekeliruan. Kekeliruan terjadi ketika alasan
seseorang tidak benar dan menyesatkan.
Sebuah kekeliruan disebut ad hominem. Ini berarti bahwa pembicaraan justru
menyerang seseorang, bukan berhubungan dengan argumentasinya. Kekeliruan dalam
alasan umum lainnya adalah mengindahkan
pertanyaan. Pembicara menghindari persoalan yang diselisihkan dengan membantah
persoalan lain.
Masalah ketiga disebut nonsequitur (Latin) yang berarti “tidak
mengikuti”. Seorang pembicara yang menarik kesimpulan dengan tidak mengikuti
premis (dasar pemikiran) berarti telah menyatakan suatu nonsequitur. Kekeliruan yang
lain adalah ugnkapa “Anda adalah orang lain”, pada situasi ini, pembicara
menolak menjawab pertanyaan-pertanyaan atau tuntutan khusus dan justru
menunjukkan masalah, ketidakcukupan, dan kesalahan-kesalahan seseorang yang
mengangkatberbagai persoalan.
Ada pula kekeliruan
yang disebut “berdebat dalam sebuah lingkaran” berarti bahwa seseorang
menggunakan argumentasi atau posisi yang disokong oleh alasan untuk
menerimanya.
Berikut
adalah tabel kekeliruan mengenai alasan
Kekeliruan
|
Sifat
|
Koreksi
|
Ad hominem
|
Menyerang
seseorang bukan mengarahan masalahnya.
|
Berhubungan
dengan masalah.
|
Mengindahkan pertanyaan
|
Berhubungan
dengan masalah yang tidak didiskusikan.
|
Tetap
pada masalah yang sedang didiskusikan.
|
Anda adalah orang lain
|
Menunjukkan
kesalahan seseorang yang menyebutkan kesalahan anda.
|
Berhubungan
degna tuntutan.
|
Berdebat dalam suatu lingkaran
|
Membenarkan
kesimpulan dengan mengemukakan kembali alasan.
|
Memisahkan
kesimpulan dengan alasan.
|
Pertanyaan-pertanyaan dengan banyak arti
|
Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab tanpa membahayakan penyaji.
|
Mengajukan
pertanyaan yang wajar.
|
Pilihan yang salah
|
Menghilangkan
pilihan-pilihan atau pemecahan yang memungkinkan.
|
Mendiskusikan
seluruh pilihan yang memungkinkan.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar