Latar Belakang
Penataan,
pengolahan, pengaturan serta pengelolaan keuangan memiliki pengaruh yang cukup
signifikan dalam keberlangsungan organisasi-organisasi, salah satunya
organisasi sektor publik. Pengelolaan (manajemen) dalam bagian keuangan akan
berpengaruh terhadap baik buruknya suatu organisasi tersebut untuk tetap eksis.
Dengan pengelolaan organisasi sektor publik yang sesuai dengan perencanaan dan
tujuan yang berdasarkan karakteristik organisasi sektor publik, maka organisasi
sektor publik akan tetap eksis bahkan mampu berkembang dengan baik. Sebaliknya,
apabila organisasi sektor publik dikelola dengan tidak berlandaskan tujuan
organisasi tersebut atau pengelolaan dilakukan dengan sembarangan, maka hal
tersebut akan berdampak negatif bagi organisasi tersebut, yaitu tidak
tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
Dalam
perkembangannya, pengelolaan organisasi sektor publik, khususnya dalam bagian
keuangan telah melakukan reformasi yang bisa disebut value for money yang menekankan tentang pengelolaan organisasi
sektor publik yang dilakukan secara ekonomis, efisien, dan efektif. Ketiga hal
tersebut merupakan elemen pokok dalam konsep value for money. Adanya ketiga unsur pokok tersebut diharapkan di
terapkan pada setiap organisasi sektor publik yang ada di Indonesia, agar
terjadi sinergi positif terhadap perkembangan perekonomian bangsa Indonesia.
Pengelolaan
keuangan menrupakan perihal yang penting dalam upaya pengembangan efektifitas
dan efisiensi kinerja pemerintah. Pengelolaan semacam ini berorientasi pada
kemampuan pemerintah melaksanakan kebijakan, keputusan, rencana, serta terjun
langsung dalam pelaksanaan program-program yang telah ditentukan. value for money diharapkan mampu
melakukan pengawasan (controlling)
terhadap kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan keuangan. Sehingga ada
sinergi atau keterkaitan antara nilai keuangan dengan komponen-komponen yang
berkaitan dengan pengganggaran. Konsep ini juga dapat dijadikan sarana
pendorong kebutuhan ekonomi bangsa, yaitu dengan mengurangi
permasalahan-permasalahan ekonomi yang ada di bangsa ini, seperti pengangguran
dan kemiskinan.
Dengan
pengelolaan keuangan organisasi sektor publik yang telah berjalan sesuai sistem
kinerja organisasi dan berorientasi pada tujuan yang jelas, maka tujuan
organisasi akan diarahkan dan dicapai dengan mudah dengan dibarengi
perkembangan kualitas sumber daya yang ada.
A. Pengertian value for money
Value for money
atau nilai untuk uang merupakan salah satu definisi dari kualitas (Harvey &
Green, 1993). Kualitas nilai uang
melihat kualitas dalam hal pengembalian investasi. Jika hasil yang sama dapat
dicapai dengan biaya rendah atau hasil yang lebih baik dapat dicapai dengan
biaya yang sama, maka pelanggan memiliki kualitas produk atau jasa.
Kecenderungan yang berkembang untuk pemerintah untuk meminta pertanggungjawaban
dari pendidikan tinggi mencerminkan pendekatan nilai untuk uang (value for money). Definisi value for money yang lain yaitu Nilai
untuk uang adalah nilai uang untuk menilai biaya suatu produk atau
layanan terhadap kualitas penyediaan.
Dalam hal
ini value for
money merupakan konsep pengelolaan
organisasi sektor publik yang mendasarkan pada 3 elemen utama, yaitu :
1. Ekonomi : pemerolehan input dengan kualitas tertentu pada harga yang
terendah.
2.
Efisiensi : pencapaian output
yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk
mencapai output tertentu.
3.
Efektivitas : tingkat
pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan atau perbandingan
outcome dengan ouput.
B. Implementasi Konsep Value for
Money
Kinerja suatu
organisasi dinilai baik jika organisasi yang bersangkuan mampu melaksanakan
tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada standar
yang tinggi dengan biaya yang rendah. Secara teknis kinerja yang baik bagi
suatu organisasi dicapai ketika administrasi dan penyediaan jasa oleh
organisasi yang bersangkutan dilakukan pada tingkat yang ekonomis, efisien dan
efektif. Audit kinerja atau value for money audit meliputi audit ekonomi,
efisiensi, dan efektivitas.
Pengukuran
kinerja berdasarkan indicator alokasi biaya (ekonomi dan efisiensi) dan
indicator kualitas pelayanan. Dengan demikian teknik ini sering disebut dengan
pengukuran 3E yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.
1.
Ekonomi
berkaitan dengan hubungan antara pasar dan masukan (cost of input).
Pengertian ekonomi (hemat/tepat guna) sering disebut kehematan yang mencakup
juga pengelolaan secara hati-hati atau cermat (prudency) dan tidak ada
pemborosan. Suatu kegiatan operasional dikatakan ekonomis jika dapat
menghilangkan atau mengurangi biaya yang tidak perlu.
2.
Efisiensi
(daya guna) mempunyai pengertian yang berhubungan erat dengan konsep
produktivitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan
antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of
output). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu
produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya
dan dana yang serendah-rendahnya (spending well). Jadi, pada dasarnya
ada pengertian yang serupa antara efisiensi dengan ekonomi karena kedua-duanya
menghendaki penghapusan atau penurunan biaya (cost reduction).
3.
Efektivitas (hasil
guna) merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus
dicapai. Pengertian efektivitas ini pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian
tujuan atau target kebijakan. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila
proses kegiatan tersebut mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending
wisely).
Indikator
efisiensi dan efektivitas harus digunakan secara bersama-sama. Karena di satu
pihak, mungkin pelaksanaannya sudah dilakukan secara eknomis dan efisien akan
tetapi output yang dihasilkan tidak sesuai dengan target yang diharapkan.
Sedang di pihak lain, sebuah program dapat dikatakan efektif dalam mencapai
tujuan, tetapi mungkin dicapai dengan cara yang tidak ekonomis dan efisien.
Jika program dapat dilakukan dengan efisien dan efektif maka program tersebut
dapat dikatakan cost-effectivenes.
Ketiga
hal tersebut merupakan elemen pokok value for money, namun beberapa sumber
berpendapat bahwa ke tiga elemen saja belum cukup .Perlu ditambah dua elemen
lain yaitu :
1.
Equity: kesempatan sosial yang sama
untuk memperoleh pelayanan publik .
2.
Equality: pemerataan/kesetaraan
penggunaan dana publik dilakukan secara merata.
3.
Input :merupakan sumber daya yang
digunakan untuk pelaksanaan suatu kebijakan, program, dan aktivitas
4.
Output : merupakan hasil yang dicapai
dari suatu program, aktivitas, dan kebijakan.
5.
Outcome : adalah dampak yang ditimbulkan
dari suau aktivitas tertentu.
Manfaat
Implementasi Konsep Value for Money
·
Meningkatan
efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan tepat sasaran
·
Meningkatkan
mutu pelayanan publik
·
Menurunkan biaya
pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya penghematan dalam
penggunan input
·
Alokasi belanja
yang lebih berorientasi pada kepentingan publik
·
Meningkatkan
kesadaran akan uang publik (public costs awareness) sebagai akar pelaksanaan
akuntanbilitas publik.
C.
Contoh Konsep Value for Money
Contoh konsep value for money pada Program pelayanan kesehatan Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)
JAMKESMAS merupakan suatu program yang dibuat pemerintah untuk
menjamin kebutuhan kesehatan bagi masyarakat kurang/tidak mampu. Jamkesmas ini
sebenarnya bukan suatu program baru. Program ini melanjutkan program
terdahulunya yaitu askeskin dan kartu sehat yang semuanya
memiliki tujuan yang sama, untuk menjamin pembiayaan kesehatan masyarakat
kurang atau tidak mampu. Masalah yang seringkali
ditemukan di lapangan berkaitan dengan aktivitas program jamkesmas.
A. Masalah yang dihadapi pasien
Sikap tenaga medis di rumah sakit yang di rasa membedakan
terhadap pemegang kartu jamkesmas, belum lagi masalah obat-obatan yang kadang
sering sekali habis, dan ada beberapa jenis obat yang di luar ketetapan program
jankesmas sehingga pasien harus membayar sisa kelebihannya.
B.
Masalah
yang dihadapi pihak rumah sakit
Masalah dalam hal klaim anggaran dimana pemerintah terlambat
membayarkan klaim anggaran kesehatan.
Program
jamkesmas ditinjau dari sudut “value for money
Ekonomi
JAMKESMAS memberkikan pelayanan kesehatan gratis bagi pesertanya pada puskesmas&rumah sakit yang telah ditentukan meliputi biaya dokter,obat-obatan, &rawat inap (dgn ketentuan yg berlaku).
JAMKESMAS memberkikan pelayanan kesehatan gratis bagi pesertanya pada puskesmas&rumah sakit yang telah ditentukan meliputi biaya dokter,obat-obatan, &rawat inap (dgn ketentuan yg berlaku).
Efisiensi
sandarnya masyarakat akan pentingnya kesehatan yang pada awalnya diabai kan karna terhalangnya dengan biaya , kenaikan jumlah pasien yg bertahan hidup dan kembali sehat,penikatan kualitas hidup.
sandarnya masyarakat akan pentingnya kesehatan yang pada awalnya diabai kan karna terhalangnya dengan biaya , kenaikan jumlah pasien yg bertahan hidup dan kembali sehat,penikatan kualitas hidup.
Efektivitas
Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Outcome
·
Pelayanan rumah sakit terhadap pasien JAMKESMAS sering terkesan
kurang memuaskan (menomer duakan)
·
Tidak semua rumah sakit memfasilitasin JAMKESMAS secara penuh.
·
Keterlambatan
pembayaran Klaim pada rumah sakit
Equity
perluasan program jamkesmas keseluruh indonesia agar seluruh masyarakat tidak mampu/kurang mampu mendapatkan penjaminan pelayanan kesehatan .
perluasan program jamkesmas keseluruh indonesia agar seluruh masyarakat tidak mampu/kurang mampu mendapatkan penjaminan pelayanan kesehatan .
Equality
pemeratan pada pendistribusian pembayaran klaim dana jamkesmas pada seluruh jaringan rumah sakit yang berkerja sama. Program jamkesmas bila ditinjau dari sudut value for money terlihat belum optimal terutama terlihat dari keterlambatan pembayaran klaim, Padahal klaim terhadap anggaran ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pelayanan rumah sakit terhadap pasien jamkesmas sering terkesan kurang memuaskan
pemeratan pada pendistribusian pembayaran klaim dana jamkesmas pada seluruh jaringan rumah sakit yang berkerja sama. Program jamkesmas bila ditinjau dari sudut value for money terlihat belum optimal terutama terlihat dari keterlambatan pembayaran klaim, Padahal klaim terhadap anggaran ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pelayanan rumah sakit terhadap pasien jamkesmas sering terkesan kurang memuaskan
KESIMPULAN
Value for money merupakan seseuatu yang menilai apakah
suatu organisasi telah memperoleh tujuan yang diharapkan atau belum dalam
kaitanya dengan pengelolaan keuangan. Reformasi penataan keuangan negara saat
ini menghendaki penerapan konsep value for money atau yang lebih dikenal
degan konsep 3E (Ekonomi, Efisien, dan Efektif). Oleh karena itu dalam
reformasi ini pemerintah diminta baik dalam mencari dana maupun menggunakan
dana selalu menerapkan prinsip 3 E tersebut. Hal ini mendorong pemerintah
berusaha selalu memperhatikan tiap sen/rupiah dan (uang) yang diperoleh dan
digunakan. Perhatian tertuju pada hubungan antara input-output-outcome.
Tujuan yang dikehendaki terkait pelaksanaan value for
money:
·
ekonomi: hemat cermat dalam pengadaan dan alokasi sumber daya
·
efisiensi: Berdaya guna dalam penggunaan sumber daya
·
efektivitas: berhasil guna dalam arti mencapai tujuan dan sasaran.
·
equity: Keadilan dalam mendapatkan pelayanan publik.
·
equality: Kesetaran dalam penggunaan sumber daya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar