Kamis, 12 April 2012

Organisasi dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia


Pendahuluan
            Organisasi merupakan wadah suatu kegiatan, termasuk kegiatan usaha. Bukan hanya sebagai wadah organisasi juga memberikan kejelasan tentang fungsi, wewenang dan tanggung jawab setiap orang yang terlibat dalam kegiatan sebuah usaha.
            Manajemen tidak mungkin dipisahkan dari organisasi, demikian juga organisasi tidak mungkin dipisahkan dari manajemen. Organisasi dan manajemen dapat berjalan bila didalamnya diisi oleh sumber daya manusia yang mengerti dan memahami apa visi, misi, dan sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi usaha.
            Sumber daya manusia menjadi dominan diantara sumber daya lainnya, karena manusia berbeda dari sumber daya lainnya. Oleh karena itu pelaku usaha perlu memahami tentang:
a.       Organisasi dan manajemen
b.      Pengelolaan sumber daya manusia


Organisasi dan manajemen
Perspektif manajemen usaha skala kecil relatif sedikit berbeda dari manajemen usaha skala besar manajemen. Beberapa perbedaan dimaksud antara lain, pada perusahaan besar dan mapan antara fungsi dan tugas manajer telah dipilah-pilah sedemikian rupa sesuai strategi dan struktur organisasi. Dengan demikian, sekalipun seseorang memiliki fungsi pada unit kerja divisi keuangan mialnya, akan tetapi tugas divisi tersebut terbagi ke dalam sub-sub divisi, misalnya sub divisi perbendaharaan, sub divisi investasi dan sejenisnya.
Pada perusahaan kecil, dimana seluruh sumber daya masih sangat terbatas, fungsi dan tugas seorang manajer berbaur menjadi satu. Hal ini disebabkan karena memang dalam usaha kecil posisi manajer, selain belum diperlukan manajer yang jumlahnya banyak, juga adanya kendala keterbatasan. Manajer pada usaha kecil, seringkali juga merupakan pendiri dan atau pemilik. Dia harus menghadapi seluruh persoalan yang ada di dalam perusahaan. Permasalahan dimaksud, dimulai sejak nol, dalam arti sejak awal perusahaan berdiri. Dengan demikian maka kelemahan pada usaha kecil tersebar secara luas. Manajer pada usaha kecil apalagi yang baru dan sedang tumbuh menghadapi permasalahan yang tidak dihadapi oleh manajer perusahaan besar. Perusahaan kecil selain memiliki dana yang terbatas juga tidak memiliki pegawai yang memiliki kompetensi sesuai diharapkan.
Transformasi Dan Tuntutan Perubahan
Pelaku usaha kecil berjuang keras agar usaha yang dirintisnya ( infant )tidak mati. Sebutlah ini sebagai fase pertama. Seiring dengan berjalannya waktu, apabila berhasil maka perusahaan mampu bertahan hidup dan tidak mati ( survival ). Sebutlah ini sebagai fase kedua. Perjuangan selanjutnya sesudah fase mampu bertahan hidup, dilalui perusahaan sampai fase ketiga yaitu tumbuh dan berkembang. Fase keempat dari perjuangan seorang pendiri usaha, adalah perusahaan menuju posisi matang dan mapan (maturity ).
Lamanya setiap tahapan proses transformasi bentuk dari usaha bayi sampai dengan perusahaan dewasa untuk pelaku usaha yang satu dengan yang lain tentu tidak sama. Namun yang jelas bahwa proses transformasi itu sendiri sebenarnya harus diikuti dengan perubahan pola organisasi dan pola manajemen yang dijalankan pelaku usaha selaku manajer perusahaan. Artinya pelaku usaha memilki sikap untuk senantiasa beradaptasi dengan lingkungannya yang baru. Lingkungan usaha pada saat masih usaha kecil, sejalan dengan perkembangan usaha sangat berbeda dengan lingkungan ketika pada saat perusahaan telah menjadi besar.
Manajer pada usaha kecil lebih banyak tugas melaksanakan daripada merencanakan. Semakin tumbuh perusahaan sebagian kegiatan melaksanakan harus diberikan kepada orang lain, karena pimpina usaha perlu waktu untuk melaksanakan tugas evaluasi, pengendalian dan perencanaan. Kemudian semakin berkembang perusahaan semakin pula pmpinan perusahaan memerlukan waktu untuk pekerjaan yang bersifat manajerial. Besarnya presentase kebutuhan waktu untuk melaksanakan pekerjaan manajerial semakin tinggi tahapan pertumbuhan perusahaan semakin berbanding terbalik ketika pada tahap awal.
Tahap Pertumbuhan Perusahaan
Penggunaan Waktu
Pekerjaan Non Manajerial
Pekerjaan Manajerial
Tahap I
90 %
10 %
Tahap II
70 %
30 %
Tahap III
40 %
60 %
Tahap IV
10 %
90 %
            Rasio Penggunaan Waktu Untuk Tugas Manajerial Dan Non Manajerial

Manajer Yang Pendiri Perusahaan
            Pelaku usaha kecil sebagai pendiri perusahaan tidak selalu identik dengan manajer profesional. Bahkan ada kalanya apa yang dilakukan manajer yang pendiri berbeda dengan apa yang dilakukan manajer profesional. Yang benar dia adalah orang yang memiliki kreatifitas, melakukan inovasi dan berani mengambil resiko pribadi dalam rangka memenuhi ambisinya yaitu menjadi wirausaha.
            Menurut Schein dalam Longenecker et.al. ( 1994 ), perbedaan orientasi antara manajer wirausahawan dengan manajer profesional digambarkan sebagai berikut :

MANAJERIAL KEWIRAUSAHAAN
MANAJERIAL PROFESIONAL
Orientasi ke arah kreatifitas dan pembangunan
Orientasi ke arah konsolidasi, penyelamatan dan pertumbuhan
Orientasi motivasi dan emosional
-Orientasi terhadap pencapaian
-Orientasi terhadap diri sendiri, khawatir tentang citra diri, membutuhkan citra kesuksesan
-Membutuhkan kemandirian yang tinggi
-Komitmen tinggi terhadap perusahaan sendiri
-Siap dan sanggup untuk mengambil resiko moderat dengan kekuatan sendiri
-Orientasi kepada pengaruh dan kekuasaan
-Orientasi terhadap organisasi, khawatir terhadap citra perusahaan
-Tertarik kepada pengembangan dan unit-unit kerja
-Lebih tertarik kepada penerapan manajemen modern
-Berani mengambil resiko akan tetapi dengan dukungan yang memadai
Orientasi analitis
-Mengutamakan dan menggunakan perasaan dan percaya kepada kemampuan diri
-Visi jarak jauh
-Cenderung kepada holistik, memiliki gambaran menyeluruh tentang masa depan
-Mengutamakan daya analitas
-Visi jarak pendek
-Secara spesifik, mampu melihat seluruh permasalahan secara rinci dan konsekuensinya

Mekanisme Kerja Organisasi Dan Manajemen
            Organisasi dan manajemen merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sering dikatakan organisasi bagian dari manajemen dan mamajemen bagian dari organisasi. Dalam kehidupan dewasa ini keduanya memegang peranan sangat penting, terutama bagi mereka yang inginmenyelesaikan berbagai persoalan senantiasa melekat kepada setiap individu maupun organisasi. Apalagi kehidupan suatu perusahaan.
Ø Organisasi
Di dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat kita mengenal banyak organisasi. Ada organisasi pemerintah dan ada organisasi non pemerintah. Dilihat dari sifatnya ada organisasi yang bersifat nirlaba seperti organisasi sosial dan ada organisasi yang tujuannya mencari laba. Organisasi usaha merupakan organisasi yang bertujuan mencari laba
1.      Pengertian organisasi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia ( 2005 ), terbitan Balai Pustaka, arti organisasi adalah kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama.
Jadi, organisasi adalah suatu wadah kerjasama antara dua orang atau lebih untuk memberdayakan sejumlah sumber daya dan bekerja sama berdasarkan struktur dan sistem untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
2.      Struktur dan sistem dalam organisasi
Struktur pada dasarnya berupa sebuah bentuk. Bentuk organisasi lazimnya serupa dengan piramid, ada bentuknya terjal dan ada pula yang landai. Jika berbentuk terjal, maka hubungan antara pimpinan dan bawahan relatif jauh. Sedangkan yang berbentuk landai hubungannya relatif dekat. Struktur organisasi terdapat tingkatan fungsi yang merefleksikan tugas dan tanggung jawab. Pada level yang paling tinggi disebut dengan predikat pimpinan puncak / top management yang mengemban trugas dan tanggung jawab paling tinggi. Pada level menengah disebut dengan predikat pimpinan menengah / middle management yang mengemban tanggung jawab yang relatif lebih rendah dibanding level posisi puncak. Terakhir pada level bawah disebut dengan predikat pimpinan bawah / lower management.
Unsur-unsur dalam sistem organisasi:
a.       Fungsi dalam organisasi
Fungsi diartikan sebagai jabatan atau pekerjaan yang dilakukan. Dengan demikian, apabila dalam sebuah struktur organisasi terdapat fungsi pimpinan, maka artinya bahwa orang atau kelompok yang berada pada struktur tersebut berfungsi atau berkedudukan sebagai pimpinan atau kelompok pimpinan.
Demikian juga pada struktur yang ada di bawahnya, yakni yang berada bawah kedudukan direksi , terdapat beberapa pimpinan divisi, maka fungsi atau kedudukan mereka disebut dengan fungsi pimpinan divisi atau sering juga disebut dengan staf perusahaan. Dengan asumsi pada struktur organisasi perusahaan dimaksud terdapat tiga lapisan maka bagian lapisan ketiga berkedudukan atau berfungsi sejumlah pegawai perusahaan. Jadi, tugas yang diemban sebagai fungsi pimpinan puncak, sebagai fungsi pimpinan divisi, dan sebagai fungsi pegawai
b.      Tugas dalam organisasi
Tugas adalah suatu kegiatan yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk dikerjakan. Seseorang dimaksud bisa berada pada level pimpinan perusahaan, pada level pimpinan divisi dan bisa pada level pegawai. Dihubungkan dengan fungsi, maka akan terdapat seseorang akan mempunyai kedudukan dan bertugas sebagai penanggung jawab bidang pemasaran ritel. Demikian juga pada tingkat dibawahnya, seseorang berkedudukan atau fungsi pimpinan divisi dengan mengemban tugas divisi ritel dan pada level bawahnya lagi berkedudukan sebagai fungsi pegawai yang ditugaskan dalam divisi pemasaran.
c.       Wewenang dalam organisasi
Wewenang adalah hak dan kekuasaan untuk bertindak atau kekuasaan untuk membuat keputusan, memerintah dan melimpahkan tanggung jawab kepada orang lain. Pada organisasi usaha yang berbentuk perseroan terbatas, wewenang sepenuhnya berada pada pimpinan puncak yakni direktur utama. Pada perusahaan perorangan wewenang ini sepenuhnya berada di tangan pelaku usaha secara langsung
d.      Tanggung jawab dalam organisasi
Tanggung jawab artinya keadaan wajib menanggung segala sesuatunya, dimana kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Dikaitkan dengan struktur organisasi maka besarnya beban tanggung jawab ini berhubungan langsung dengan posisi dimana posisi seseorang tersebut berada. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi, maka tanggung jawabnya dalam organisasi juga semakin besar.
e.       Tujuan organisasi
Menurut Stoner, Freeman, Gilbert Jr (1995:5), tujuan organisasi diartikan sebagai maksud yang ingin dicapai oleh organisasi, organisasi seringkali mempunyai lebih dari satu tujuan. Tujuan merupakan elemen dasar dari dibangunnya sebuah organisasi
Pada saat seseorang ingin memasuki dunia usaha, pada saat itu dia telah mempunyai tujuan. Saat ia memutuskan untuk menjadi wirausaha tujuan utama adalah menyambung hidup dan kehidupan keluarganya.

 Manajemen
Pengertian Manajemen
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2005), terbitan Balai Pustaka, manajemen memiliki berbagai arti , yakni , penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran , atau pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan atau organisasi.
Menurut pakar manajemen bernama Griffin (1996:5) manajemen adalah seperangkat kegiatan (termasuk perncanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian,  pengarahan dan pengendalian) diarahkan kepada sumber daya organisasi (organisasi, financial, peralatan fisik dan informasi) dengan tujuan untuk mencapai sasaran organisai dengan cara berdaya guna dan berhasil guna.
Manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian pekerjaan para anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber dayadalam mencapai tujuan organisasi. (Stoner, Freeman, Gilbert , Jr 1995:7)
Manajemen Dan Lingkungan
Organisasi dan manajemen hidup dalam suatu lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa lingkungan memberikan dua hal kepada organisasi dan manajemen. Yang pertama lingkungan memberikan peluang kepada organisasi dan manajemen. Akan tetapi lingkungan juga dapat memberikan hambatan kepada organisasi dan manajemen. Gambaran tersebut sangat sejalan dengan teori SWOT , dimana opportunity dan threats posisinya berada di luar perusahaan, sedangkan strenght dan weaknesses posisinya berada di luar perusahaan. Lingkungan luar perusahaan (external environment), sifatnya sangat luas. Beberapa pakar menyebutkan dengan lingkungan makro dan bisnis. Lingkungan makro meliputi politik, ekonomi, social, budaya, hukum, teknologi. Sedangkan lingkungan bisnis meliputi lingkungan usaha dimana perusahaan menggelutinya. Dikaitkan dengan pengelolaan usaha , tulisan ini membatasi diri atau mengambil wilayah lingkungan eksternal dalam tiga kelompok besar yakni, lingkungan social, lingkungan ekonomi dan lingkungan politik.
Lingkungan Sosial
Lingkungan social menyangkut banyak aspek , antara lain aspek budaya, kependudukan, geografi, hukum, teknologi dan sebagainya. Pengaitan aspek-aspek ini sangat terkait dengan untuk tujuan apa aspek dimaksud dibahas. Dalam kaitannya dengan pengelolaan sebuah usaha aspek-aspek ini banyak mempengaruhi keberadaan dan kelangsungan hidup sebuah usaha.
Lingkungan Ekonomi
       Tidak berbeda dengan lingkungan social, lingkungan ekonomi juga meliputi aspek yang sangat luas. Dihubungkan dengan pengelolaan usaha, maka aspek yang paling dekat dengan lingkungan ekonomi adalah lembaga pembiayaan. Keputusan pemerintah untuk menganjurkan kepada masyarakat sebanyak – banyak membeli produk – produk buatan dalam negeri akan member peluang yang sangat besar bagi perkembangan usaha kecil dan menengah.      
Lingkungan Politik
       Kebijakan politik suatu Negara memiliki pengaruh yang sangat luas bagi seluruh aspek kehidupan masyarakat. Sebagai ilustrasi kondisi di Indonesia , kebijakan politik di jaman orde baru berbeda dengan kebijakan politik di jaman reformasi. Yang jelas kebijakan politik dewasa ini lebih memberikan kebebasan kepada para pelaku usaha. Salah satu indicator dari perubahan dimaksud antara lain dengan terbitnya undang-undang anti monopoli, perubahan undang-undang tentang perseroan terbatas,dll.
Fungsi-Fungsi Manajemen
       Terdapat empat fungsi-fungsi manajemen , antara lain: fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengarahan, dan pengendalian. Keempat fungsi merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Fungsi Perencanaan
Perencanaan merupakan fungsi yang pertama dari pelaksanaan suatu system manajemen.
·      Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2005), rencana berarti rangka sesuatu yang akan dikerjakan, atau bisa juga berarti konsep.
·      Griffin (1996:9), mendefinisikan rencana sebagai ‘merancang tujuan dan sasaran organisasidan memutuskan bagaimana cara mencapai yang sebaik-baiknya’.
·      Rencana merupakan ‘proses untuk mewujudkan tujuan dan cara yang tepat untuk dijalankan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut(Stoner, Freeman, Gilbert Jr,1995:11)
Menggabungkan pendapat diatas, nampaknya beberapa unsure tentang perencanaan, meliputi perlunya adanya visi atau impian, kemudian misi , selanjutnya sasaran dan strategi.
Visi
§  Visi mengandung pengertian, kemamouan melihat pada inti persoalan, atau sebuah pandangan atau wawasan, atau kemampuan untuk merasakan sesuatu yang tidak nampak melalui kehalusan jiwa ddan ketajaman penglihatan
§  Apa yang nampak dalam khayalan atau penglihatan, pengamatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2005)
§  Griffin (1996:170), menyebut visi dengan misi, yakni sebagai sebuah pernyataan dengan tujuan utama sebuah organisasi dibangun.
Misi
Misi diartikan sebagai tugas yang dirasakan orang sebagai kewajiban untuk melakukannya demi agama ideology, patriotism, dsb.
Sasaran
Sasaran berarti sesuatu yang menjadi tujuan. Bagi pelakuusaha sasaran disini merupakan sesuatu yang menjadi tujuan pribadinya, yakni mewujudkan obsesi untuk mendirikan dan mengembangkan perusahaan. Sedangkan bagi organisasi usaha yang telah didirikan dan dikembangkan mewujudkan kesejahteraan bagi pemilik dan lingkungannya.
       1. Sasaran Kualitatif
Sasaran kualitatif, sesuai dengan namanya, menggambarkan arah yang ingin dituju dan atau dicapai oleh organisasi.
       2. Sasaran Kuantitatif
Sasaran kuantitatif menggambarkan sasaran kualitatif dalam bentuk angka sehingga lebih nyata.
Strategi
Strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai. Pengertian lain untuk strategi adalah, ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam medan perang.
Dalam kaitannya dengan mengelola usaha, strategi merupakan mempunyai banyak dikaitkan dengan factor lain. Faktor lain dimaksud meliputi asumsi. Asumsi berasal dari bahasa Inggris assumption pengiraan atau pra-anggapan. Asumsi seringakali dikaitkan dengan situasi dan kondisi lingkungan usaha, lingkungan ekonomi dan lingkungan politik.
Asumsi-asumsi
Asumsi adalah factor eksternal organisasi yang diperkiraan  apabila mengalami perubahan akan berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap rencana kerja. Lazimnya asumsi suatu factor yang ada di luar kendali pembuat rencana.
Program Kerja
Program diartikan sebagai, rancangan mengenai azas serta usaha yang akan dijalankan. Strategi masih merupakan gambaran secara garis besar tentang rencana yang akan dijalankan, namun bekum sampai kepada rincian kegiatan yang langsung dapat dilaksanakan. Agar kegiatan secara garis besar dapat dilaksanakan secara konkrit, maka harus dijabarkan dalam program kerja. Program kerja lazimnya dibuat lebih rinci, yang terkait dengan unit kerja yang melaksanakan, sasaran yang dituju, target yang dicapai dan waktu pelaksaan kegiatan.
Kerangaka Waktu (time-frame)
Kerangka waktu merupakan jadwal tentang waktu pelaksanaan rencana. Salah satu fungsi kerangka waktu dalam perencanaan agar pelaku usaha sebagai pembuat rencana dapat memonitor apakah suatu kegiatan telah atau belum dilaksanakan. Kerangka waktu juga membantu memonitor berapa lama suatu kegiatan telah dilaksanakan.
Deviasi antara kerangka waktu yang telah dilaksanakan dengan realisasi waktu yang digunakan seyogyanya memberikan indikasi kepada pelaku usaha bahwa telah terjadi penyimpangan. Langkah selanjutnya adalah melakukan tindakan koreksi. Perlu disadari bahwa waktu adalah bagian dari sumber daya organisasi yang apabila tidak digunakan tepat pada waktunya akan menimbulkan kerugian, paling tidak terjadi in-efisiensi. Pada produk jasa fungsi sumber daya waktu sangat menentukan tingkat kinerja perusahaan. Produk yang berupa jasa perencanaan dan konsultasi manajemen misalnya, apabila tidak selesai tepat pada waktunya akan berdamoak membengkaknya biaya yang berarti akan mengurangi besarnya tingkat laba.
Fungsi Pengorganisasian
          Menurut Stoner, Freeman, Gilbert Jr (1995:11) pengorganisasian diartikan seebagai proses menyerasikan dua orang atau lebih untuk bekerja sama di dalam suatu sistem kerja guna mencapai suatu target khusus dimana target khusus ini merupakan bagian dari target umum yang harus dicapai perusahaan. Dikaitkan dengan pengelolaan sebuah usaha, pengorganisasian merupakan  kelanjutan dari fungsi perencanaan. Apabila fungsi perencanaan berbicara tentang berbagai sumber daya yang diperlukan dalam suatu kegiatan menghasilkan sejumlah produk, maka pengorganisasian menyangkut tentang bagaimana berbagai sumber daya yang telah tersedia dimaksud disatukan.
Fungsi Pengarahan dan Menggerakkan
          Pengarahan artinya seperangkat proses yang dilakukan agar setiap bagian sumber daya organisasi secara bersama-sama menjalani kegiatan menuju sasaran dan tujuan sesuai rencana (Griffin, 1996). Dalam kaitannya dengan pengelolaan perusahaan, fungsi mengarahkan atau memberikan pengarahan kepada staf dan karyawan agar melaksanakan tugasnya sesuai dengan rencana merupakan pekerjaan yang tidak mudah.
            Beberapa perusahaan yang lebih maju, untuk menyamakan proses pelaksanaan tugas dan pekerjaan dituangkan dalam pedoman pelaksanaan tugas atau yang biasa disebut dengan SOP, yaitu Standard Operating Procedures.
Fungsi Pengendalian
          Pengendalian adalah proses untuk meyakinkan bahwa kegiatan yang dijalankan sesuai kegiatan yang direncanakan (Stoner, Freeman, Gilbert Jr, 1995). Dalam kegiatan nyata proses pelaksanaan pengendalian atau yang sering disebut juga dengan kontelor, dijalankan dalam dua tahap yaitu pada tahap ketika proses produksi dijalankan (pre-audit system). Pemeriksaan tahap berikutnya adalah pemeriksaan ketika produksi telah selesai dilaksanakan (post-audit system).
            Fungsi pengendalian pada produk jasa relatif lebih sulit dijalankan. Hal ini disebabkan karena pada produk jasa yang menjadi mesin produk adalah manusia, dimana kondisinya dapat berubah sejalan dengan kondisi individu masing-masing pegawai.
Manajer Sebagai Pemimpin Unit Kerja
          Dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya kita telah memberikan batasan bahwa manajer identik dengan pengelola sebuah unit kerja. Pengelola adalah seseorang yang kepadanya diserahkan sejumlah sumber daya,  untuk dilakukan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian agar unit kerjanya  menghasilkan suatu keluaran yang bukan hanya sesuai dengan sasaran unit kerjanya, akan tetapi juga sesuai dengan sasaran organisasi secara keseluruhan. Sedangkan manajer adalah seseorang yang bekerja dengan dan melalui orang lain dengan mengkoordinasikan pekerjaan mereka guna mencapai tujuan organisasi atau perusahaan (Robbins, Coulter, 2003;5).
            Unit kerja terbagi dalam beberapa tingkatan. Yang paling bawah disebut saja seksi, yang diatasnya kita sebut dengan bagian dan paling atas diberi nama devisi. Adanya tingkatan unit-unit kerja mengharuskan setiap unit kerja dipimpin oleh seorang kepala unit kerja, maka timbulah kebutuhan manajer disetiap tingkat unit kerja.
Tingkat-tingkat Manajer
Dari sudut tingkatan, dari atas sampai kebawah manajer dibedakan  menjadi:
a.       Manajer Puncak
Manajer yang bertanggung jawab terhadap seluruh pengelolaan organisasi perusahaan. Mereka mewujudkan kebijakan operasional perusahaan dan membina hubungan interaksi antara organisasi dengan lingkungannya.
b.      Manajer Menengah
Manajer yang bertugas pada bagian tengah dari hirarki organisasi. Mereka bertanggung jawab kepada manajer lain dan ada kalanya bertanggung jawab beberapa pegawai pelaksana.
c.       Manajer Bawah
Manajer bawah bertanggung jawab atas pegawai yang melaksanakan tugas operasional langsung yang tidak menjadi bawahan dari manajer lainnya. Manajer bawah merupakan posisi paling bawah dari jenjang hirarki manajer. Di bawah manajer ada sejumlah pegawai. Didalam praktek sehari-hari manajer bawah ini sering disebut dengan istilah mandor.
Jenis-Jenis Manajer
          Sesuai dengan fungsi dan tugasnya manajer dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
  1. Manajer Fungsional
Manajer fungsional adalah seorang manajer yang memegang hanya satu bidang kegiatan. Contoh manajer fungsional adalah manajer keuangan, manajer sumber daya manusia, manajer perbendaharaan dan investasi.
  1. Manajer Umum
Manajer umum adalah seorang manajer yang bertanggung ajwab atas sejumlah kegiatan fungsional, misalnya kegiatan produksi, pemasaran, penjualan, keuangan dan sebagainya.

Peningkatan Kemampuan Manajemen
Peningkatan pengetahuan manajerial usaha kecil dengan mekanisme organisasi dan manajerial dibutuhkan bukan saja disebabkan kondisi nyata bahwa semua usaha yang semula kecil tumbuh menjadi besar, sehingga menuntut adanya pengembangan organisasi dan manajemen, juga dalam perjalanannya perusahaan juga menghadapi tantangan lingkungan yang terus berubah dan berkembang. Tanpa dilakukan upaya peningkatan pengetahan dan ketrampilan manajemen dikhawatirkan selama lambat tetapi pasti perusahaan akan mengalami kesulitan dan akhirnya berhenti beroperasi.
Lembaga Peningkatan Kemampuan
          Bantuan yang diperlukan oleh perusahaan yang berkembang bukan hanya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan manajemen, melainkan juga bantuan-bantuan lain seperti peningkatan permodalan dan perluasan jejaring usaha. Lembaga-lembaga pemberi bantuan manajemen adalah konsultan manajemen baik yang ada di lembaga Pemerintah, lembaga Perguruan Tinggi dan lembaga swasta lainnya.
            Pada lembaga Pemerintah adalah Kantor Menteri Negara Pembinaan Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi. Pada lembaga perguruan tinggi, ada pada Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat, sedangkan lembaga konsultan manajemen swasta lainnya. Jejaring lain yang juga merupakan bagian dari lingkungan usaha yang sedang tumbuh dan berkembang adalah menjalin hubugan dan kerja sama dengan lembaga akuntan publik, lembaga notaris dan organisasi lainnya.

Pengelolaan Sumber Daya Manusia
          Sumber daya manusia adalah sumber daya yang paling krusial karena merupakan satu-satunya sumber daya yang sekaligus mampu merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan sumber daya yang lain. Sumber daya manusia mampu merencanaka, melaksanakan dan mengatur sumber daya keuangan, sumber daya fisik dan sumber daya informasi.
            Dengan demikian di dalam organisasi usaha sumber daya manusia memiliki fungsi yang sangat stratejik. Pengelolaannya memerlukan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang stratejik pula. Maksud dari pengelolaan stratejik disini adalah bahwa dalam melakukan kegiatan pengelolaan sumber daya ini, seluruh fungsi manajemen harus selalu diadaptasikan dengan situasi dan kondisi lingkungan yang sedang berkembang. Dengankata lain dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian sumber daya manusia harus senantiasa disesuaikan dengan perubahan dan perkembangan lingkungan yang terjadi diluar perusahaan.
Tabel konsep manajemen SDM masa depan
KETERANGAN
SDM TRADITIONAL
SDM STRATEJIK
Respon untuk manajemen SDA
Spesialis
Manajer Lini
Tujuan
Kinerja lebih baik
Meningkatkan pengertian dan penggunaan secara strategic potensi SDM
Peran manajemen SDM
Merespon kebutuhan
Memimpin, memberi inspirasi dan mendorong menjalankan.
Fokus waktu
Tujuan jangka pendek
Jangkla pendek, menengah dan panjang
Kontrol / pengendalian
Aturan, kebijakan, posisi kekuasaan.
Fleksibel, didasarkan pada SDM
Budaya
Birokrasi, dari atasan kepada bawahan, sentralisasi
Terbuka, partisipasi dan pemberdayaan
Tekanan utama
Mengikuti aturan
Pengembangan SDM merespon perubahan
Akuntabilitas
Pusat biaya
Investasi dalam SDM

Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
1.      Membantu organisasi dalam mencapai tujuannya
Dengan adanya manajemen sumber daya manusia, maka apa yang diharapkan (tujuan) yang akan dicapai akan bisa terealisasi sesuai rencana. Karna SDM-lah yang mampu mewujudkannya.
2.      Memperkerjakan tenaga kerja yang memiliki kemampuan dan keterampilan secara efisien
Fungsi manajemen SDM dalam organisasi perusahaan adalah mengelola pegawai, memberikan pelatihan, pengembangan, penempatan, pemberian imbalan, rotasi maupun mutasi. Maka, dengan adanya karyawan yang bekerja sesuai dengan harapan, yaitu kemampuan dan keterampilan yang mendukung, diharapkan tujuan dari organisasi tersebut akan berjalan dengan sangat baik.


3.      Merencanakan dan menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan motivasi bagi para pegawai
Tugas yang diemban manager SDM yaitu denan memberikan pelatihan dan motivasi bagi para pegawai, terutama bagi pegawai yang baru masuk di lingkungan organisasi tersebut. Hal ini diharapkan sebagai orientasi bagi para pegawai dalam organisasai tersebut.
4.      Meningkatkan kepuasan kerja dan rasa percaya diri pegawai, memelihara dan mengembangkan kualitas kerja sejalan dengan tujuan organisasi dan aspirasi pegawai
Setiap pegawai merupakan pelaksana dari strategi perusahaan yang telah ditargetkan, maka pegawai diharapkan memilik pemahaman yang tinggi dalam menjalankan tugasnya. Semakin tinggi pemahaman para pegawai maka semakin tinggi juga kepercayaan diri mereka dalam melaksanakannya.
5.      Mensosialisasi kebijakan manajemen kepada seluruh pegawai perusahaan
Merupakan hal yang baik apabila seluruh kebijakan manajemen yang terkait dengan sumber daya manusia dapat diketahui, dimengerti dan dipahami oleh seluruh jajaran pegawai. Karena para pegawai menginginkan adanya transparansi terhadap kebijakan yang dijalankan perusahaan.
6.      Membantu memelihara kebijakan tentang etika dan tanggung jawab sosial perusahaan
Etika dan tanggung jawab sosial akhir-akhir ini menjadi isu yang sangat penting dan mengemuka. Demikian pentingnya sehingga kewajiban untuk melaksanakan yang terkait dengan tanggung jawab sosial dituangkan kedalam pasal-pasal dalam Undang-Undang tentang perseroan terbatas.
7.      Membina hubungan dan kerjasama yang baik antar pegawai dan dengan masyarakat luas
Pembinaan hubungan baik antara perusahaan yang dalam hal ini seluruh jajaran pegawai dengan masyarakat luas sudah merupakan kewajiban. Kekurang harmonisan antara perusahaan dengan masyarakat luas akan menimbulkan perasaan kecemburuan dan perasaan kurang senang.

Butir-Butir Manajemen Sumber Daya Manusia
Pada organisasi usaha yang masih dalam skala kecil, manajemen sumberdaya manusia seringkali dipegang sendiri oleh pemimpin perusahaan. Namun apabila organisasi usaha telah tumbuh dan berkembang, maka perlu ada manager pada unit kerja bagian. Hal ini berfungsi sebagai mempermudah pengawasan dalam pengelolaan SDM.


·         Perencanaan sumber daya manusia
Sesuai dengan prinsip manajemen maka perencanaan sumberdaya manusia merupakan yang terutama dan hal yang pertama. Keberadaan pegawai di dalam perusahaan guna mengisi fungsi, tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan di dalam organisasi. Setiap fungsi memiliki tugas yang berbeda, demikian juga dengan tanggung jawab pemegang tugasnya. Maka perlu ada perencanaan dari manajemen SDM untuk merencanakan SDM agar dapat berjalan efektif.

·         Desain analisis tugas / jabatan
Perencanaan tentang berapa jumlah pegawai, kopentensi yang harus dimiliki dan sifat pekerjaan akan sangat berpengaruh terhadap perencanaan sumber daya manusia. Oleh karena itu, dalam melaksanakan rencana kegiatan perlu dilakukan analisis tugas dan jabatan. Hal ini diharapkan menjadi pokok ukuran demi mencapai tujuan organisasi yang efektif.
·         Rekrutmen dan seleksi
Rekrutmen adalah proses pengadaan pegawai, artinya perusahaan mengundang peminat untuk bergabung menjadi calon pegawai pada perusahaan. Cara rekruitmen yaitu dengan adanya pemberitahuan dari pihak perusahaan untuk menerima pegawai, maka para calon/peminat akan berdatangan untuk mencalonkan diri.
Bagian penting dalam proses rekrutmen adalah proses seleksi calon pegawai. Secara umum seleksi dalam beberapa tahapan, yang pada umumnya meliputi : seleksi administratif (dengan pelampiran dokumen-dokumen riwayat hidup, pendidikan dan pekerjaan), tes potensi akademik, wawancara, dan tes kesehatan.
·         Pengangkatan, penempatan, pendidikan dan pelatihan
Pegawai yang lulus seleksi dan dinyatakan diterima sebagai calon pegawai diberi surat pengangkatan sebagai pegawai. Biasanya pegawai baru ini belum siap untuk bekerja di tempanya yang baru, sekalipun dia pernah bekerja sebagai profesional. Maka, perlu ada orientasi kerja terhadapnya agar dia dapat mengenal wilayah dan tugas kerjanya. Ia juga diperkenalkan pada kondisi, situasi dan budaya dalam tempat kerjanya yang baru. Dan diharapkan mampu dengan cepat beradaptasi dan dapat memulai tugas dan kewajibannya sebagai pegawai.
·         Evaluasi Kinerja
Seorang pegawai baru untuk beberapa waktu belum dapat dinilai hasil kinerjanya sampai batas waktu yang ditentukan untuk beradaptasi. Karena ia masih ada pengenalan lingkungan kerja yang baru. Atasan memiliki kewajiban untuk memberikan pengarahan mengenai tujuan dan hasil tugas dari para pegawainya. Bimbingan diberikan agar pegawai mampu melaksanakan tugas dan pekerjaannya sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku dan yang telah ditetapkan. Hal ini juga digunakan sebagai cara untuk meminimalisir kesalahan dalam pekerjaan yang dilakukan.

·         Kompensasi, Kebijakan dan Metoda
                        Kompensasi  adalah imbalan jasa yang dibayarkan perusahaan kepada pegawai. Pada umumnya pembayaran kompensasi dilakukan di belakang atau pada akhir bulan. Kompensasi memiliki dan atau terdiri dari beberapa unsure, contohnya seperti gaji pokok,tunjangan kemahalan, tunjangan jabatan, tunjangan makan siang dan masih banyak lagi. Luasnya lingkup unsure kompensasi tergantung kepada masing-masing perusahaan.
Beberapa perusahaan umumnya  menerapkan suatu metoda kompensasi tertentu yang dianggap sesuai dengan situasi dan kondisi perusahaan. Beberapa perusahaanmenerapkan metoda kompensasi secara lump-sum, dan beberapa lainya menerapkan merit-system. Merit system artinya kepada seluruh pegawai yang tingkatnya sama dibayarkan kompensasi yang  besarnya sama, namun bagi yang mamberikan prestasi lebih, diberikan tambahan berupa merit atau semacam bonus. Tingkat kesulitan system ini terletak pada penetapan system tolok ukur untuk menilai kinerjaseorang pegawai.
·         Karir dan Pengembangan Pegawai`
                        Apabila kebutuhan untuk memperoleh pekerjaan dan penghasilan telah terpenuhi, maka keinginan berikutnya adalah dapat menikmati  pengembangan karir. Pengembangan karir pegawai artinya posisi jabatan, pangkat dan tanggung jawab mendapat kesempatan untuk ditingkatkan.
Menurut Ivancevich (2007), terdapat korelasi antara kebutuhan lahir batin dari seorang pegawai sepanjang usianya menjadi pegawai di suatu organisasi, termasuk di organisasi perusahaan. Tahapan kebutuhan tersebut dibagi dalam empat proses. Rincian tahapan tersebut baik dari sudut pandang pegawai maupun dari sudut pandang perusahaansesuai dengan gambar diatas.

·         Kesejahteraan Pegawai
                        Cakupan ruang lingkup kesejahteraan pegawai sangat luas dan sangat relative. Dengan demikian sesuai dengan teori maslow (1813) tentang hierarkhi kebutuhan manusia,maka tingkat kebutuhan manusia yang dalam hal ini pegawai semakin lama semakin meningkat.
            Kesejahteraan pegawai yang lazim diberikan oleh perusahaan antara lain meliputi,
·         System karir yang jelas,
·         System pengupahan yang adil,
·         Jaminan kesehatan,
·         Jaminan asuransi kecelakaan,
·         Pesangon pensiun,
·         Upah pension,
·         Jaminan kesehatan setelah pension,
·         Jaminan kejahteraan lainnya.
·         Disiplin Pegawai
                        Apakah yang dimaksud dengan disiplin pegawai? Secara umum dapat didefinisikan sebagai seluruh ketentuan dan kebiasaan yang berlaku di suatu organisasi perusahaan yang harus diikuti secara patuh oleh setiap pegawai. Disiplin pegawai akan berjalan dengan baik apabila seluruh pegawai mengetahui, memahami dan secara patuh melaksanakannya dalam kegiatan kerja sehari-hari. Dengan ketentuan dan aturan yang jelas diharapkan seluruh pegawai memahami dan melaksanakannya.
·         Keselamatan Kerja
Setiap pimpinan organisasi usaha perlu mengetahui dan memahami hal yang berkaitan dengan keselamatan kerja, dan tidak terkecualipimpinan usaha kecil. Usaha kecil dan besar pada prinsipnya sama, yang berbeda hanya skalanya. Pelaku usaha juga perlu memahami tentang hazard yang ada di lingkungan tempat usahanya. Hazard adalah suatu kondisi yang kemungkinan dapat mempercepat terjadinya suatu kecelakaan atau kondisi kurang menyenangkan bagi pekerja,   pegawai, karyawan dan tenaga kerja.hazard dibedakan dalam dua kategori,yakni hazard keselamatan kerja dan hazard kesehatan.
Ø  Hazard keselamatan kerja
Adalah seluruh aspek yang ada dilingkungan tempatkerja yang berpotensi menyebabkan kecelakaan yang bisa menyebabkan kerugian dan bahkan kematian.
Ø  Hazard kesehatan
Adalah seluruh aspek yang ada dilingkungan tempat kerja yang secara pelan akan tetapi berakumulasi yang dalam jangka panjangberdampak kepada menurunnya tingkat kesehatan dan bahkan menjadikan pegawai menderita penyakit.
            Kecelakaan dan ataukondisi sakit yang dialami oleh pegawai diakibatkan oleh beberapa sebab yang meliputi,
§  Oleh sebab sifat tugas dan atau pekerjaan
§  Oleh sebab kondisi lingkungan kerja
§  Oleh sebab sifat pegawai yang bersangkutan
Apabila seorang pegawai atau beberapa pegawai mengalami kecelakaan perlu dibedakan terjadinya kecelakaan tersebut di tempat kerja atau di luar tempat kerja. Namun di manapun terjadinya kecelakaan tersebut yang paling rugi adalah pegawai sendiri.
·         Serikat Kerja
                        Serikat pekerja adalah wadah organisasi bagi para tenaga kerja yang disebut dengan buruh,pekerja, pegawai, karyawan bertujuan untuk menggalang kekuatan melalui wadah organisasi guna memperjuangkan kepentingan mereka,terutama yang berkaitan dengan memperjuangkan upah dan syarat-syarat kerja yang lebih baik. Dalam praktek biasanya terdapat dua model serikat pekerja,yakni organisasi pekeja yang bersifat industry dan organisasi pekerja yang sifatnya keahlian atau spesialis.
Dewasa ini di seluruh belahan dunia terdapat organisasi serikat pekerja. Meskipun tuntutan akan kebutuhan mereka berbeda-beda, namun secara umum yang mereka lakukan dan perjuangkan adalah:
a.       Perasaan aman dalam lapangan kerja,
b.      Melakukan sosialisasi dan memperluas keanggotaan,
c.       Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja,
d.      Hubungan komunikasi yang lancer dengan menejemen perusahaan,
e.       Pola penggajian yang wajar.
Sejalan dengan kegiatan yang dilakukan, perjuangan serikat pekerja biasanya dipicu oleh hal-hal berikut:
a.       Tidak adanya jaminan tentang kelanjutan masa kerja,
b.      Penggajian yang rendah,
c.       Penggunaan pola sub-kontraktor dalam pekerjaan,
d.      Perlakuan buruk dalam pekerjaan oleh atasan,
e.       Pemeliharaan kesehatan yang tidak memadai,
f.       Dan manfaat lainnya yang diinginkan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar